AGAMA DAN MASYARAKAT
FUNGSI AGAMA
FUNGSI AGAMA DALAM MASYARAKAT
1. Sebagai sarana pendidikan
Agama dapat berfungsi
sebagai sarana terbaik untuk mengajarkan hal hal yang baik yang dapat
menguntungkan banyaak pihak sesuai dengan perintah atau larangan yang harus
dijalankan dan dipatuhi , agar seseorang bisa menjadi pribadi yang lebih baik
daan selalu berada padaa jalan kebenaran dan kebaikan menurut ajaran dan
kepercayaan masing masing.
2. Sebagai sarana untuk keselamatan
Agama berfungsi sebagai
jalan teebaik bagi penganutnya berhubungan dengan tuhannya agar dapat memohon
dan mengharapkan keselamatan dari kejahatan yang terlihat maupun yang tiudak
nyata serta keselamatan dari ancaman api neraka akibat dosa dosa dimasa lalu.
Seseorang yang memiliki agama maka dirinya memiliki tuhan untuk tempat berdoa,
mengeluarkan uneg uneg dan memohon keselatan dunia akhirat. dengan begitu hati
bisa terasa lebih tenang dan mendekatkan diri kepada sang pencipta merupakan cara agar hati tenang.
3. Sebagai jembatan perdamian dunia
Karena ajaran agama yang
selalu mengutamakan untuk selalu hidup berprilaku baik , saling menghormati dan
menyayangi dengan orang yang beragama berbeda dapat mewujudkan persatuan dan
kesatuan dan sebagai alat untuk menuju perdamaian dunia. didunia memiliki tarusan
negara dengan ideologi dan agama yang berbeda beda, tetapi semua negara
dilandasi rasa saling menghormati hak asasi manusia , saling menghargai,
mengutamakan persamaan derajat tapi tidak saling merugikan satu sama lainnya,
menjauhi penghinaan atau penghujatan terhadap orang lain dan tidak saling
merasa benar , maka perdamian dunia akan selalu tercipta hingga akhir jaman.
4. Sebagai alat untuk sosial
Dengan beragama manusia
akan lebih peka, lebih cerdas dan lebih tanggap dalam menyikapi dan menghadapi
masalah masalah sosial dimasyarakat, misalnya adanya kemiskinan, keadilaan,
kesejahteraan rakyat, tentang hak asasi manusia ataau tentang aktifitas
yang berjalan pada jalan kemaksiatan agar segera ditertibkan dan dimusnakan
agar prilaku tersebut tidak menodai wilayah sekitarnya dan tidak lagi menjerat
prilaku generasi berikutnya kearah yang penuh dosa.
Kepekaan tersebut dapat
merangsang dan menyemangati orang orang agar tidak hanya berdiam diri saja
menyaksikan hal hal yang tidak baik antara lain tentang ketidakadilan ditengah
masyarakat, tentang prilaku menyimpang atau tentang kezoliman yang
berkembang pada sistem kehidupan dimasyarakat. masyarakat yang memiliki agama (
walaupun berbeda beda) maka akan memiliki jiwa yang lebih peka dan cerdas untuk
menolak semua peristiwa yang berbau ketidakadilan tersebut.
5. Sebagai jenjang hidup yang baru
Ajaran agama selalu
mengajarkan haal hal yang baik dan melaarang manusia untuk berbuat sesuatu yang
merugikan orang lain apapun bentuknya. ajaran agama mampu memperbaiki kualitas
kehidupan seseorang dalam bergaul dan berinteraksi ditengah masyarakat. bahkan
mampu mengubah pribadi seseorang atau kelompok menjadi memiliki jenjang
kehidupan yaang baru yaitu kehidupan yang lebih baik dan mencapai spiritualnya
masing masing.
6. Sebagai tempat untuk berinteaksi
Pada dasarnya Ajaran
kebaikan dan kebenaran ada pada semua agama apapun didunia. agama mengajarkan
manusia untuk saling bersosialisasi atau berinteraksi dengan orang lain (agama
Lain). Semua ajaran agama memiliki aturan yang membolehkan segala bentuk
usaha yang mempunyai sifat duniawi dan sekaligus agamawi selama usaha yang
dilakukan tidak bertentangan dengan ajaran agama dan sesuai dengan norma norma
yang ada dalam masyarakat .
7. Sebagai semangat kreatifitas
Ajaran agama untuk memberi
semangat kemandirian dan kreatifitas seseorang agar lebih baik dan terarah
tanpa disusupi oleh kecurangan atau kejahatan kejahatan yang merugikan orang
lain. semangat kreatifitas dapat mengajak seluruh manusia didunia untuk saling
bekerja sama dalam berkarya, bekerja daan memanfaatkan keterampilan , minat dan
bakat untuk kemajuan bangsa dan negara.
8. Sebagai identitas diri
Agama apapun didunia adalah
sebagai identitas seseorang sebagai umat yang beragama dan tidak atheisme
(Tidak beragama). identitas tersebut bisa terdapaa pada kartu tanda
penduduk, paspor dan surat surat penting lain. hal itu menunjukkan bahwa kita
harus menghormati agama orang lain yang sebenarnya telah diakui sebagai agama
yang sah didunia.
9. Agama juga bisa disebut sebagai
ajaran teoritis
yaitu yang mengajarkan
tentang cara bagaimana berprilaku yang baik yang sesuai norma, moral dan aturan
aturan , perintah serta larangan larangan yang berhubungan dengahn etika
bermasyarakat. yang bertujuan agar mudah tercipta krukunaan , saling
menghormati dan hidup saling berdampingan tanpa mengenal perbedaan agama ataupun
tradisi.
10. Agama juga bisa disebut sebagai
benteng kekuatan
Yaitu sebagai benteng
kekuatan yang tidak mengenal ruang dan waktu karena berperan besar dalam
mempengaruhi prilaku dan sikap manusia secara individu ataupun secara sosial,
kalimat ini pernah dinyatakan oleh seorang pakar ahli sosiologi yang
bernama Emile Durkhien.
11. Agama juga bisa disebut sebagai
kebanggaan
Yaitu memiliki agama
berarti memiliki kebangaan karena mempunyai tuhan tempat kita berserah diri,
memohon bantuan dan sarana untuk beribadah agar menjadi manusia bisa lebih
dekat dengan yang maha kuasa dan menjadi pribadi yang lebih baik. agama
sebagai kebanggaan diri secara pribadi tetapi bukan untuk dipertunjukan dalam
bentuk keangkuhan, pamer atau kesombongan. karena keangkuhan hanya akan membuat
jarak kita dengan orang lain menjadi menpunyai dinding batas untuk saling
berinteraksi. hal ini disebabkan pada dasarnya manusia tidak menyukai seseorang
yang pamer dan bangga dengan tujuan untuk menyombongkan diri.
DIMENSI KOMITMEN
AGAMA
Menurut Roland Robertson dimensi komitmen agama
terbagi menjadi:
- Dimensi
keyakinan mengandung perkiraan/ harapan bahwa orang yang religius akan
menganut pandangan teologis tertentu.
- Praktek
agama mencakup perbuatan-perbuatan berbakti, yaitu perbuatan untuk
melaksanakan komitmen agama secara nyata.
- Dimensi
pengetahuan dikaitkan dengan perkiraan bahwa orang-orang yang bersikap
religius akan memiliki informasi tentang ajaran-ajaran pokok keyakinan dan
upacara keagamaan, kitab suci, dan tradisi-tradisi keagamaan mereka.
- Dimensi konsekuensi dari komitmen
religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan.
- Dimensi
pengalaman memperhitungkan fakta, bahwa semua agama mempunyai perkiraan
tertentu
PELEMBAGAAN AGAMA
3 Tipe Kaitan Agama
Dengan Masyarakat
Kaitan agama dengan
masyarakat dapat mencerminkan tiga tipe, meskipun tidak menggambarkan
sebenarnya secara utuh (Elizabeth K. Nottingham, 1954), yaitu:
1. Masyarakat
yang terbelakang dan nilai- nilai sakral
Masyarakat
tipe ini kecil, terisolasi, dan terbelakang. Anggota masyarakat menganut agama
yang sama. Oleh karenanya keanggotaan mereka dalam masyarakat, dalam kelompok
keagamaan adalah sama.
2. Masyarakat-
masyarakat pra- industri yang sedang berkembang
Keadaan
masyarakat tidak terisolasi, ada perkembangan teknologi yang lebih tinggi
daripada tipe pertama. Agama memberikan arti dan ikatan kepada sistem nilai
dalam tipe masyarakat ini. Dan fase kehidupan sosial diisi dengan upacara-
upacara tertentu.
3. Masyarakat-
masyarakat industri sekular
Masyarakat
industri bercirikan dinamika dan teknologi semakin berpengaruh terhadap semua
aspek kehidupan, sebagian besar penyesuaian- penyesuaian terhadap alam fisik,
tetapi yang penting adalah penyesuaian- penyesuaian dalam hubungan kemanusiaan
sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai konsekuensi
penting bagi agama, Salah satu akibatnya adalah anggota masyarakat semakin
terbiasa menggunakan metode empiris berdasarkan penalaran dan efisiensi dalam menanggapi
masalah kemanusiaan, sehingga lingkungan yang bersifat sekular semakin meluas.
Watak masyarakat sekular menurut Roland Robertson (1984), tidak terlalu
memberikan tanggapan langsung terhadap agama. Misalnya pemikiran agama, praktek
agama, dan kebiasaan- kebiasaan agama peranannya sedikit.
Pelembagaan Agama
Agama
begitu universal, permanen (langgeng) dan mengatur dalam kehidupan, sehingga
bila tidak memahami agama, akan sukar memahami masyarakat. Agama melalui
wahyunya atau kitab sucinya memberikan petunjuk kepada manusia guna memenuhi
kebutuhan mendasar, yaitu selamat dunia dan di akhirat, di dalam perjuangannya
tentu tidak boleh lalai. Untuk kepentingan tersebut perlu jaminan yang
memberikan rasa aman bagi pemeluknya. Maka agama masuk dalam sistem kelembagaan
dan menjadi sesuatu yang rutin. Agama menjadi salah satu aspek kehidupan semua
kelompok sosial, merupakan fenomena yang menyebar mulai dari bentuk perkumpulan
manusia, keluarga, kelompok kerja, yang dalam beberapa hal penting bersifat
keagamaan. Dan terbentuklah organisasi keagamaan untuk mengelola masalah
keagamaan. Yang semula terbentuk dari pengalaman agama tokoh kharismatik
pendiri organisasi, kemudian menjadi organisasi kegamaan yang terlembaga.
Lembaga keagamaan berkembang sebagai pola ibadah, ide- ide, ketentuan
(keyakinan), dan tampil sebagai bentuk asosiasi atau organisasi. Tampilnya
organisasi agama akibat adanya kedalaman beragama, dan mengimbangi perkembangan
masyarakat dalam hal alokasi fungsi, fasilitas, produksi, pendidikan dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
https://dalamislam.com/dasar-islam/fungsi-agama
https://taniakharismaya.wordpress.com/2013/12/01/dimensi-komitmen-agama/
https://condrokacon.wordpress.com/2012/11/27/bab-ix-agama-dan-masyarakat/