MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN
MASYARAKAT PERKOTAAN
SYARAT-SYARAT MENJADI MASYARAKAT
- Terdapat Sekumpulan Orang
Sebagaimana pengertian masyarakat secara general sebagai suatu perkumpulan
orang-orang yang hidup bersama, maka syarat utama terbentuknya masyarakat
adalah terdapat sekumpulan orang didalamnya. Sekumpulan orang juga merupakan
salah satu unsur-unsur
masyarakat. Suatu masyarakat tidak dapat terbentuk apabila
hanya terdiri dari satu, dua, atau tiga orang saja namun harus menyangkut
sekumpulan orang banyak baru dapat di sebut sebagai suatu masyarakat.
Sekumpulan orang tersebut juga harus tinggal atau hidup bersama dalam satu
lingkungan dengan jangka waktu yang relatif lama. Selain rentang waktu dan
miliki jumlah anggota masyarakat yang banyak, namun antar anggota masyarakat
juga harus melakukan suatu interaksi, sosialisasi, dan hubungan sosial demi
menciptakan suatu masyarakat dengan kehidupan yang teratur dan
berkesinambungan.
- Menetap di Suatu Wilayah
Suatu perkumpulan orang baru dapat disebut sebagai suatu masyarakat apabila
mendiami atau bermukim pada suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu yang
lama. Ini berarti bahwa suatu masyarakat harus mampu bertahan melebihi masa
hidup dari seorang anggotanya. Karena menempati suatu wilayah tertentu dan
dalam waktu yang relatif lama maka antara satu masyarakat dengan masyarakat
yang lainnya memiliki corak atau pola kehidupan yang berbeda-beda.
Kondisi tersebut dikarenakan adanya perbedaan interaksi dan hubungan yang
terjalin antar masing-masing anggota masyarakat. Hampir tidak mungkin suatu
masyarakat dapat berpindah secara keseluruhan dari satu wilayah ke wilayah yang
lainnya, terkecuali terjadi bencana alam yang merusak wilayah pemukiman nya,
terjadi perang, atau faktor-faktor lain yang mengharuskan sekumpulan orang
tersebut berpindah.
- Menghasilkan Sebuah Kebudayaan
Akibat dari berlangsungnya hidup bersama sekumpulan orang yang melakukan
interaksi, sosialisasi hingga hubungan sosial dalam jangka waktu yang lama,
maka suatu masyarakat pasti akan menghasilkan suatu kebudayaan. Kebudayaan yang
dihasilkan dapat berupa sistem nilai, norma, maupun pola tingkah laku yang
menjadi patokan dalam kehidupan sehari-hari setiap anggota masyarakat.
Selain itu karena suatu masyarakat mendiami atau bermukim pada suatu wilayah
tertentu dalam jangka waktu yang lama secara bersama-sama, maka dengan daya,
cipta, serta karsa yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat akan
menghasilkan sebuah identitas bahkan sistem adat istiadat dan sistem ilmu
pengetahuan yang berbeda antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lainnya.
Suatu kebudayaan yang terbentuk juga karena adanya contoh sosialisasi
di lingkungan masyarakat yang berlangsung.
- Perekrutan Anggota dari
Kelahiran
Kehidupan masyarakat yang tercipta secara berkesinambungan bukan hanya
disebabkan karena kehidupan yang menetap dan berlangsung dalam jangka waktu
yang lama, namun juga karena adanya penambahan anggota secara berkala.
Perekrutan seluruh atau sebagian anggota masyarakat berasal dari adanya proses
reproduksi atau kelahiran. Sehingga generasi dalam masyarakat tersebut terus
berkembang mengikuti perkembangan kehidupan secara luas atau perkembangan
zaman.
Namun juga perlu diingat bahwa tidak semua anggota masyarakat berasal dari
proses kelahiran didalam masyarakat itu sendiri, namun mungkin juga dan banyak
pula penambahan anggota masyarakat yang disebabkan karena adanya perpindahan
sebagian orang dari satu wilayah ke wilayah yang lainnya. Sehingga secara
otomatis mereka yang berpindah akan menjadi anggota masyarakat yang baru.
Banyak faktor yang mendorong perpindahan tersebut seperti alokasi pekerjaan,
pernikahan, dan lain sebagainya.
- Memiliki Nilai dan Norma
Syarat lain yang harus dipenuhi dalam terbentuknya suatu masyarakat adalah
adanya nilai dan norma yang berlaku didalamnya. Mengapa suatu masyarakat haru
memiliki nilai dan norma, karena nilai dan norma masyarakat merupakan
suatu pedoman bagi sikap atau perilaku setiap anggota masyarakat itu sendiri
sehingga dapat menciptakan kehidupan yang teratur. Nilai dan norma yang ada
juga dibentuk dan dikembangkan oleh berlangsungnya interaksi, sosialisasi, dan
hubungan sosial didalam masyarakat tersebut.
Suatu masyarakat harus memiliki nilai dan norma yang diberlakukan juga
karena setiap anggota masyarakat memiliki status dan peran sosial
masing-masing, banyak contoh status
sosial dan perannya yang dapat dilihat dalam setiap kehidupan
bermasyarakat. Oleh sebab itu agar dapat berjalan dengan semestinya maka nilai
dan norma diperlukan dalam kehidupan masyarakat.
- Merupakan Satu Kesatuan
Untuk membentuk suatu masyarakat maka sekelompok orang harus memiliki rasa
satu kesatuan bagi masing-masing anggotanya. Jika setiap anggota masyarakat
tidak memiliki rasa kebersamaan sebagai satu kesatuan maka kehidupan masyarakat
tersebut tidak dapat berjalan dengan baik, apalagi dalam jangka waktu yang
lama. Kondisi tersebut hanya akan menimbulkan berbagai macam contoh masalah
sosial dalam masyarakat.
Oleh sebab itu suatu masyarakat harus menjadi satu kesatuan, baik antar
anggota masyarakat maupun menyangkut semua aspek kehidupan masyarakat seperti
interaksi sosial, hubungan sosial, nilai dan norma, dan aspek yang lainnya.
Karena pada dasarnya semua manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat
hidup sendiri maka dapat membantu dalam proses menciptakan suatu satu kesatuan
masyarakat.
- Memiliki Tujuan dan Kepentingan
Bersama
Syarat terakhir dari terbentuknya masyarakat adalah memiliki tujuan dan
kepentingan bersama. Suatu perkumpulan orang yang disebut sebagai masyarakat
pasti memiliki tujuan dan kepentingan bersama, jika tidak maka sulit bagi
mereka untuk hidup bersama apalagi dalam jangka waktu yang relatif lama. Tujuan
yang ingin dicapai bersama dapat berupa keinginan untuk menciptakan kehidupan
bersama yang lebih baik dari sebelumnya, dan lain sebagainya.
Sedangkan kepentingan bersama dapat berupa sebuah upaya untuk
mempertahankan keteraturan kehidupan masyarakat dengan mengenyampingkan sifat
egoisme dan kepentingan diri sendiri dari setiap anggota masyarakat yang masih
didasarkan pada nilai dan norma yang berlaku didalamnya. Kondisi tersebut yang
kemudian juga dapat membantu menciptakan masyarakat yang teratur dan
berkesinambungan.
PENGERTIAN MASYARAKAT PERKOTAAN
Seperti halnya desa, kota juga mempunyai
pengertian yang bermacam-macam seperti pendapat beberapa ahli berikut ini.
- Wirth
Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni
oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
- Max Weber
Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar
kebutuhan ekonominya dipasar lokal.
- Dwigth Sanderson
Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.
TIPE MASYARAKAT KOTA
Menurut konsep
Sosiologik sebagian Jakarta dapat disebut Kota, karena memang gaya
hidupnya yang cenderung bersifat individualistik. Marilah sekarang kita
meminjam lagi teori Talcott Parsons mengenai tipe masyarakat kota yang
diantaranya mempunyai ciri-ciri :
- Netral
Afektif
Masyarakat Kota memperlihatkan sifat yang
lebih mementingkat Rasionalitas dan sifat rasional ini erat hubungannya dengan
konsep Gesellschaft atau Association. Mereka tidak mau mencampuradukan hal-hal
yang bersifat emosional atau yang menyangkut perasaan pada umumnya dengan
hal-hal yang bersifat rasional, itulah sebabnya tipe masyarakat itu disebut
netral dalam perasaannya.
- Orientasi Diri
Manusia dengan kekuatannya sendiri harus
dapat mempertahankan dirinya sendiri, pada umumnya dikota tetangga itu bukan
orang yang mempunyai hubungan kekeluargaan dengan kita oleh karena itu setiap
orang dikota terbiasa hidup tanpa menggantungkan diri pada orang lain, mereka
cenderung untuk individualistik.
- Universalisme
Berhubungan dengan semua hal yang berlaku
umum, oleh karena itu pemikiran rasional merupakan dasar yang sangat penting
untuk Universalisme.
- Prestasi
Mutu atau prestasi seseorang akan dapat
menyebabkan orang itu diterima berdasarkan kepandaian atau keahlian yang
dimilikinya.
- Heterogenitas
Masyarakat kota lebih memperlihatkan sifat
Heterogen, artinya terdiri dari lebih banyak komponen dalam susunan
penduduknya.
CIRI-CIRI MASYARAKAT KOTA
1.Kehidupan keagamaan cenderung berkurang karena memang
lebih mementingkan kehidupan duniawi
2.Pada umumnya masyarakat kota dapat mengurung
kepentingkan secara mandiri tanpa bergantung dengan orang lain. Terpenting bagi
masyarakat perkotaan adalah kepentingan individu atau perseorangan.
3.Pembagian kerja masyarakat perkotaan lebih jelas dan
nyata
4.Jalan pikiran masyarakat perkotaan lebih rasional,
menyebabkan interaksi bersifat kepentingan pribadi dibandingkan kepentingan
bersama atau sosial yang menyebabkan disintegrasi sosial.
5.Perubahan sosial tanpa lengan di masyarakat perkotaan,
sebab perkotaan lebih mudah menerima perubahan. Berbeda dengan masyarakat desa
yang cenderung tertutup.
6.Masyarakat kota cenderung sukar untuk disatukan karena
memiliki perbedaan pandangan, politik, dan juga agama. Dapat menjadi Penyebab
Terjadinya Konflik.
7.Lebih bersikap tertutup
PERBEDAAN ANTARA DESA DAN KOTA
- Kepadatan Penduduk
Perbedaan desa dan kota yang paling menonjol adalah kepadatan penduduk
didalamnya. Walaupun tidak ada ukuran atau jumlah yang pasti, namun secara umum
dan jelas terlihat bahwa kota memiliki kepadatan penduduk yang lebih tinggi
dibanding dengan kepadatan penduduk pada desa. Mengapa bisa demikian, karena
biasanya sebagian masyarakat desa akan berpindah ke kota untuk mengadu nasib
dengan pemikiran bahwa kesempatan kerja di kota lebih besar dari pada di desa.
Kepadatan penduduk antar desa dan kota juga dapat berpengaruh terhadap pola
pembangunan perumahan, dimana bangunan di kota lebih cenderung ke arah
vertikal, sedangkan di desa lebih cenderung ke arah horizontal. Kondisi
tersebut dapat dilihat dari bangunan-bangunan tinggi di kota, dapat berupa perusahaan,
rumah, dan lainnya dibanding dengan di desa.
- Lingkungan Hidup
Perbedaan yang mencolok kedua adalah lingkungan hidup di desa dan di kota.
Lingkungan hidup di desa biasanya masih dekat dengan lingkungan alam asli atau
alam bebas, sehingga wilayah pedesaan lebih banyak didominasi oleh ruang
terbuka hijau. Kondisi tersebutlah yang juga mengarahkan masyarakat desa pada
sistem ekonomi yang cenderung ke sistem agraris atau pertanian.
Kondisi lingkungan hidup di desa sangat berbeda dengan lingkungan hidup di
kota yang lebih banyak di dominasi oleh bangunan tinggi, lapisan beton, dan
aspal. Hal tersebut berpengaruh pada kebersihan udara dan suasana yang di
hasilkan. Udara di desa akan cenderung bersih dan segar serta memiliki suasana
yang tenang, sedangkan udara di kota lebih cenderung panas dan kotor karena
polusi udara dari banyaknya kendaraan berlalu lalang di jalan, selain itu juga
suasana di kota bisa terbilang bising jauh dari ketenangan.
- Sistem Perekonomian
Perbedaan sistem perekonomian di desa dan di kota menyangkut aspek mata
pencaharian masyarakatnya. Selain lingkungan hidup di desa yang mendorong
masyarakatnya ke sistem agraris, namun tingkat kepadatan penduduk dan
ketersediaan nya lahan juga mendorong sektor perekonomian primer lebih berkembang
di desa.
Sektor perekonomian primer yang berkembang di desa seperti pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan, hingga peternakan. Sedangkan tingkat
kepadatan penduduk dan kurangnya ketersediaan lahan di kota mendorong sektor
perekonomian sekunder seperti industri, dan sektor perekonomian tersier seperti
jasa lebih berkembang di kota.
- Stratifikasi Sosial
Adanya perbedaan sistem perekonomian di desa dan di kota juga mendorong
adanya perbedaan stratifikasi sosial diantara keduanya. Sektor ekonomi sekunder
dan tersier yang lebih berkembang di kota pasti memerlukan banyak keahlian
khusus dan spesifik dibandingkan kebutuhan pada sektor perekonomian primer di
desa. Oleh sebab itu, jenis lapangan pekerjaan di kota juga relatif lebih
banyak atau bersifat heterogen dibandingkan di desa.
Kondisi tersebut juga berpengaruh pada perbedaan penghasilan yang
didapatkan oleh masyarakat desa dan masyarakat kota, dimana diversitas
pekerjaan yang menyebabkan terjadinya variasi penghasilan yang tinggi terutama
di kota. Kondisi tersebut mengakibatkan perbedaan yang mencolok antar yang kaya
dengan yang miskin di kota dibanding di desa yang masyarakatnya cenderung
terlihat sama, sebagai salah satu contoh ketimpangan sosial di
masyarakat kota.
- Corak Kehidupan
Perbedaan desa dan kota yang kelima adalah mengenai corak kehidupan
masyarakatnya. Dimana corak kehidupan di desa lebih relatif homogen, atau hanya
memiliki satu macam latar belakang yang sama. Kehidupan di desa juga cenderung
sama saja dari waktu ke waktu, hal ini dapat disebabkan karena adanya nilai dan
norma di desa yang masih terus dijadikan sebagai pedoman dan sulitnya
perkembangan terjadi di desa.
Berbeda dengan desa, corak kehidupan di kota lebih bersifat heterogen, atau
bermacam-macam. Penduduk atau masyarakat kota biasanya berasal dari latar
belakang yang berbeda beda, seperti perbedaan etnik atau suku, agama, dan lain
sebagainya. Sehingga nilai dan norma yang ada di kota mudah memudar karena
mudahnya aspek-aspek
perubahan sosial masuk serta mudahnya perkembangan sosial
terjadi di kota.
- Pola Interaksi
Pola interaksi yang terjadi di desa dan di kota juga cenderung berbeda,
dimana biasanya di masyarakat kota tidak memiliki hubungan kekeluargaan dengan
masyarakat sekitarnya atau bahkan dengan tetangganya sendiri. Hal ini yang
mendorong masyarakat kota pada umumnya tidak terbiasa untuk bergantung pada
orang lain. Oleh sebab itu, masyarakat kota cenderung memiliki sifat
individualis dan bersifat rasional, sehingga rasa kekeluargaan dan keakraban
masyarakat di kota kurang terasa dibanding di desa.
Karena berbeda dengan di kota, masyarakat desa cenderung mudah membangun
atau memiliki hubungan kekeluargaan dengan masyarakat sekitar maupun dengan
tetangganya. Dimana masyarakat desa biasanya lebih menekankan pada unsur saling
bergantung satu sama lain dan unsur kebersamaan. Kondisi tersebut juga
merupakan salah satu contoh paguyuban
dan patembayan dalam masyarakat desa dan kota.
- Solidaritas Sosial
Perbedaan yang terakhir adalah pada aspek solidaritas sosial yang
dipengaruhi oleh pola interaksi yang berlangsung di desa maupun di kota. Pola
interaksi di desa yang lebih cenderung mementingkan unsur kekeluargaan dan
kebersamaan akan menghasilkan suatu upaya untuk menciptakan suatu keserasian
dan kesatuan sosial. Kondisi tersebut yang membuat solidaritas sosial di desa
menjadi tinggi, karena masyarakatnya biasa bergantung satu sama lain.
Hal ini juga berpengaruh pada penyelesaian masalah di desa yang lebih ke
arah musyawarah atau kekeluargaan, dan konflik atau masalah sosial yang
diusahakan untuk dapat dihindari. Berbeda terbalik dengan desa, di kota
penyelesaian konflik cenderung mengarah pada sifat formal bukan dengan
musyawarah bersama. Kondisi tersebut juga disebabkan karena masyarakatnya yang
bersifat individualis dan lebih mementingkan kepentingan pribadi dibanding
kepentingan bersama. Sehingga faktor terjadinya
masalah sosial lebih mudah muncul di kota di banding di desa.
HUBUNGAN DESA DAN KOTA
hubungan
antar kota dan desa tak terkecuali hubungan antar masyarakat nya adalah suatu
kepentingan primer atau saling membutuhkan. Kenapa bisa disebut begitu?
Sebab Masyarakat pedesaan dan perkotaan adalah dua komunitas yang saling
membutuhkan. Di antara keduanya terdapat hubungan yang erat dan bersifat
ketergantungan karena keduanya saling membutuhkan satu sama
lain. Masyarakat kota bergantung pada masyarakat desa dalam memenuhi
kebutuhannya akan bahan - bahan pangan seperti beras, sayur- mayur, daging
dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga pekerja kasar bagi jenis - jenis
pekerjaan tertentu yang dibutuhkan untuk bekerja di kota. Mereka ini biasanya
adalah pekerja - pekerja musiman. Pada saat musim tanam, mereka sibuk
bekerja di sawah dan selagi menunggu masa panen, mereka mencari pekerjaan lain
untuk mencari tambahan penghasilan.
Sebaliknya,
masyarakat kota menghasilkan barang-barang yang diperlukan juga oleh masyarakat
yang berada di desa seperti pakaian, alat elektronik, obat-obatan, dan lain
sebagainya. Di kota juga tersedia tenaga kerja yang siap melayani dalam bidang
jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat desa, misalnya saja tenaga - tenaga di
bidang medis atau kesehatan, permesinan, elektronika dan alat transportasi.
Serta tenaga yang mampu memberikan bimbingan dalam upaya peningkatan hasil
budi daya pertanian, peternakan ataupun perikanan darat.
ASPEK POSITIF DAN ASPEK NEGATIVE
Dampak positif
Dampak positif ini tentu yang paling utama dimiliki oleh masyarakat
pedesaan karena memiliki tingkat sosial yang tinggi. Budaya gotong royong
masing dipegang teguh. Kepekaan dan kedekatan sosial yang masih tinggi. Hal ini
bukan merupakan ciri-ciri
masyarakat tradisionalmelain masih memegang teguh adat istiadat.
Bagi masyarakat pedesaan tidak ada istilah sekat atau pembatas semua sama.
Meskipun demikian, masyarakat perkotaan juga memiliki keunggulan, yaitu soal
teknologi, keterbukaan akan pengaruh luas, dan lebih rasional.
Dampak negatif
Kaitan dengan dampak negatif ini
masyarakat kota yang menduduki peringkat pertama. Kehidupan masyarakat yang
lebih individual dan tertutup dengan masyarakat lain. Tidak menutup kemungkinan
akan memunculkan kelompok-kelompok tertentu. Selian itu juga, macam-macam kelompok
sosial . Melalui kelompok inilah yang bisa jadi menyebabkan
berbagai tindakan menyimpang. Pengawasan kurang dari masyarakat juga
menimbulkan berbagai ketidakteraturan terhadap nilai dan norma kebaikan.
5 UNSUR LINGKUNGAN PERKOTAAN
Perkembangan kota merupakan manifestasi
dari pola-pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik. Kesemuanya
akan tercermin dalam komponen-komponen yang membentuk stuktur kota tersebut.
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan setidaknya mengandung
5 unsur yang meliputi :
1. Wisma : unsure ini
merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap
alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam
keluarga. Unsure wisma ini menghadapkan
2. Karya : unsure ini
merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsure ini
merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
3. Marga : unsure ini
merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara
suatu tempat dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu
dengan kota lain atau daerah lainnya.
4. Suka : unsure ini
merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan
fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
5. Penyempurna : unsure ini
merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat
tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan,
fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
FUNGSI EKSTERNAL KOTA
1.
Pusat kegiatan politik dan administrasi pemerintahan wilayah tertentu
2.
Pusat dan orientasi kehidupan social budaya suatu wilayah lebih luas
3.
Pusat dan wadah kegiatan ekonomi ekspor :
4.
Simpul komunikasi regional/global
5.
Satuan fisik-infrastruktural yang terkail dengan arus regional/global.
MASYARAKAT PEDESAAN
PENGERTIAN DESA
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,
hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dari situlah terbukti bahwa kesatuan
masyarakat hukum, yakni warga desa yang tinggal dalam suatu lokasi yang mana
memiliki hak atau wewenang untuk melakukan atau menjalankan pemerintahannya
untuk kepentingan warga yang tinggal dalam kawasan desa tersebut. Sehingga
pengertian desa menurut UU No 6 Tahun 2014 tersebut sesuai dengan hari ini.
CIRI-CIRI DESA
1.
Ciri ciri desa yang pertama adalah dari bagaimana masyarakatnya hidup.
Kehidupan masyarakat desa dianggap sangat erat dengan alam. Hal ini juga
ditegaskan dari letak geografisnya yang umumnya jauh dari pusat kota.
2.
Ciri ciri desa yang kedua adalah pada mata pencahariannya. Masyarakat desa
cenderung bermata pencaharian sebagai petandi dan secara khusus pertanian
sangat bergantung pada musim.
3.
Ciri ciri desa yang ketiga dilihat dari karakteristik masyarakatnya. Desa
merupakan kesatuan sosial dan kesatuan kerja.
4.
Ciri ciri desa yang keempat adalah pada perekonomiannya yang masih
berhubungan dengan mata pencahariannya dimana struktur perekonomian bersifat
agraris.
5.
Ciri ciri desa yang keempat kembali menilik pada karakteristik masyarakat
dimana hubungan antarmasyarakatnya berdasarkan ikatan kekeluargaan yang erat
yang disebut sebagai gemmeinschaft.
6.
Ciri ciri desa yang keenam ada pada perkembangan sosialnya dimana secara
umum relatif lambat. Hubungan sosial kontrol juga masih sangat ditentukan oleh
moral dan hukum informal seperti adat.
7.
Masih berhubungan dengan nomor enam, ciri ciri desa yang masih terlihat
jelas adalah keberadaan norma agama dan hukum adat masih kuat dan terkadang
diutamakan.
CIRI-CIRI MASYARAKAT PEDESAAN
Hubungan Kekerabatan Yang Masih Kental
Salah satu ciri ciri masyarakat desa adalah
penduduknya masih memiliki hubungan kekerabatan yang kental. Hubungan
kekerabatan yang kuat ini cenderung dikarenakan antar kepala keluarga memiliki
kemungkinan adanya hubungan keluarga. Faktor yang menyebabkan ciri yang ini
adalah karena mobilitas penduduk desa yang masih terbatas.
Akibat adanya hubungan kekerabatan yang
masih kental, kehidupan juga memiliki ciri kekeluargaan dan juga memiliki
ikatan yang kuat meski tidak memiliki hubungan darah atau keluarga. Maka tak
heran jika warga desa sangat mengenal satu sama lainnya.
Mata Pencaharian Yang Hampir Sama
Ciri ciri masyarakat desa yang kedua
adalah pekerjaan atau mata pencaharian yang masih sama atau memiliki kesamaan
yang mayoritas. Sebagai contoh adalah desa petani yang bermata pencaharian
sebagai petni atau desa nelayan yang penduduknya bermata pencaharian sebagai
nelayan. Meskipun mungkin memang ada penduduk yang sudah memiliki pekerjaan
yang berbeda.
Mata pencaharian dari msayarakat desa juga
memiliki ciri ciri yang berpengaruh pada ciri ciri masyarakat desa yakni
pekerjaannya masih sangat dipengaruhi oleh alam yakni cuaca dan juga iklim.
Seperti contohnya adalah musim melaut bagi nelayan atau musim kering bagi
petani. Dengan demikian perekonomian warga juga terpengaruh oleh alam tersebut.
Masyarakat Dekat Dengan Alam
Salah satu ciri ciri masyarakat desa
yang masih terkait dengan mata pencaharian adalah masyarakat desa sangat dekat
dengan alam. Kedekatan ini dikarenakan karena masyarakat sangat membutuhkan
atau sangat bergantung pada alam sekitar untuk perekonomiannya sehingga
masyarakatnya sangat menghargai alam.
Jumlah Masyarakat
Ciri ciri masyarakat desa selanjutnya
adalah jumlah masyarakat desa adalah sedikit atau jauh lebih sedikit daripada
penduduk kota. Salah satu penyebabnya masih berkaitan dengan mata pencaharian
penduduk desa yang mana sebagian besar lahan di desa dimanfaatkan sebagai tanah
persawahan sehingga tidak banyak ada penduduk di desa tersebut.
Masyarakat Homogen
Ciri ciri masyarakat desa yang selanjutnya
adalah masyarakat desa adalah masyarakat yang homogen. Yang dimaksud sebagai
homogen disini adalah masyarakatnya memiliki kesamanan dalam hal mata
pencaharian seperti yang telah disebut diatas, agama, adat istiadat dan juga
kesamaan lainnya yang membuat suatu desa itu unik.
MACAM-MACAM PEKERJAAN GOTONG ROYONG
Ada beberapa pekerjaan gotong- royong
yaitu :
a. kerja
bakti dalam memberdohkan lingkungan pedesaan
b. gotong-royong
memperbaiki jembatan atau jalan raya
c. gotong
royong dalam membuat rumah
d. gotong
royong apabila tetangga ada yang hajjatan.
SIFAT DAN HAKIKAT MASYARAKAT PEDESAAN
Masyarakat
pedesaan mempunyai sifat yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanya adat dan
kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku,
tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat
pedesaan adalah masyarakat yang ramah.
Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.
Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.
MACAM-MACAM GEJALA MASYARAKAT PEDESAAN
Masyarakat
pedesaan mengenal berbagai macam gejala sosial, khussunya hal ini merupakan sebab-sebab
bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan social.
Gejala- gejala social itu adalah :
· Konflik ( Pertengkaran )
Pertengkaran-Pertengkaran yang terjadi
biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke
luar ruamah tangga
· Kontraversi ( Pertentangan )
Pertentangan
ini bisa disebabkan oleh peruibahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat),
psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna ( black magic). Para ahli
hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi ini dari sudut kebiasaan
masyarakat.
· Kompetisi ( Persiapan )
Masyarakat
pedesaan adalah manusia pada biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan
manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa
positif dan bisa negative.
SISTEM BUDAYA PETANI INDONESIA
- Mereka
beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup
- Mereka
menganggap alam itu tidak menakutkan jika terjadi bencana
- Dalam
menghadapi alam mereka cukup bekerja sama
UNSUR-UNSUR DESA
- Daerah, dalam arti tanah-tanah
dalam hal geografis
- Penduduk, adalah hal yang
meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian
penduduk desa setempat
- Tata Kehidupan, dalam hal ini
pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan antar warga desa.
FUNGSI DESA
fungsi desa adalah:
- desa
yang merupakan hinterland atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu
daerah pemberian bahan makanan pokok.
- desa
ditinjau dari sudut pemberian ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan
mentah dan tenaga kerja yang tidak kecil artinya.
- desa
dari segi kegiatan kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa
manufaktur, desa industri, desa nelayan, dll
PERBEDAAN
MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN
Pada mulanya masyarakat
kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan, dan pada akhirnya masyarakat
pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat perkotaan, dan melupakan
kebiasaan sebagai masyarakat pedesaannya.
Perbedaan masyarakat
pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana cara mereka mengambil sikap dan
kebiasaan dalam memecahkan suata permasalahan.
Karakteristik umum
masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup
bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi
dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan
masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan
serta teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak
berlaku. Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan
etika dan budaya mereka yang bersifat umum.
1. Sederhana
2. Mudah curiga
3. Menjunjung tinggi
norma-norma yang berlaku didaerahnya
4. Mempunyai sifat
kekeluargaan
5. Lugas atau berbicara apa
adanya
6. Tertutup dalam hal
keuangan mereka
7. Perasaan tidak ada
percaya diri terhadap masyarakat kota
8. Menghargai orang lain
9. Demokratis dan religius
10. Jika berjanji, akan
selalu diingat
Sedangkan cara
beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap kekeluargaan
dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah sikap sopan
santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan.
Berbeda dengan
karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan lebih mengutamakan
kenyamanan bersama dibanding kenyamanan pribadi atau individu. Masyarakat
perkotaan sering disebut sebagai urban community.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada
masyarakat kota yaitu:
- kehidupan
keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
Masyarakat kota hanya melakukan kegiatan keagamaan hanya bertempat di
rumah peribadatan seperti di masjid, gereja, dan lainnya.
- orang
kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada
orang lain
- di
kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, karena
perbedaan politik dan agama dan sebagainya.
- jalan
pikiran rasional yang dianut oleh masyarkat perkotaan.
- interaksi-interaksi
yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan pribadi daripada
kepentingan umum.
Hal tersebutlah yang
membedakan antara karakteristik masyarakat perkotaan dan pedesaan, oleh karena
itu, banyak orang-orang dari perkotaan yang pindah ke pedesaan untuk mencari
ketenangan, sedangkan sebaliknya, masyarakat pedesaan pergi dari desa untuk ke
kota mencari kehidupan dan pekerjaan yang layak untuk kesejahteraan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar