Jumat, 18 Januari 2019


MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN





MASYARAKAT PERKOTAAN

SYARAT-SYARAT MENJADI MASYARAKAT
  1. Terdapat Sekumpulan Orang
Sebagaimana pengertian masyarakat secara general sebagai suatu perkumpulan orang-orang yang hidup bersama, maka syarat utama terbentuknya masyarakat adalah terdapat sekumpulan orang didalamnya. Sekumpulan orang juga merupakan salah satu unsur-unsur masyarakat. Suatu masyarakat tidak dapat terbentuk apabila hanya terdiri dari satu, dua, atau tiga orang saja namun harus menyangkut sekumpulan orang banyak baru dapat di sebut sebagai suatu masyarakat.
Sekumpulan orang tersebut juga harus tinggal atau hidup bersama dalam satu lingkungan dengan jangka waktu yang relatif lama. Selain rentang waktu dan miliki jumlah anggota masyarakat yang banyak, namun antar anggota masyarakat juga harus melakukan suatu interaksi, sosialisasi, dan hubungan sosial demi menciptakan suatu masyarakat dengan kehidupan yang teratur dan berkesinambungan.
  1. Menetap di Suatu Wilayah
Suatu perkumpulan orang baru dapat disebut sebagai suatu masyarakat apabila mendiami atau bermukim pada suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu yang lama. Ini berarti bahwa suatu masyarakat harus mampu bertahan melebihi masa hidup dari seorang anggotanya. Karena menempati suatu wilayah tertentu dan dalam waktu yang relatif lama maka antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lainnya memiliki corak atau pola kehidupan yang berbeda-beda.
Kondisi tersebut dikarenakan adanya perbedaan interaksi dan hubungan yang terjalin antar masing-masing anggota masyarakat. Hampir tidak mungkin suatu masyarakat dapat berpindah secara keseluruhan dari satu wilayah ke wilayah yang lainnya, terkecuali terjadi bencana alam yang merusak wilayah pemukiman nya, terjadi perang, atau faktor-faktor lain yang mengharuskan sekumpulan orang tersebut berpindah.
  1. Menghasilkan Sebuah Kebudayaan
Akibat dari berlangsungnya hidup bersama sekumpulan orang yang melakukan interaksi, sosialisasi hingga hubungan sosial dalam jangka waktu yang lama, maka suatu masyarakat pasti akan menghasilkan suatu kebudayaan. Kebudayaan yang dihasilkan dapat berupa sistem nilai, norma, maupun pola tingkah laku yang menjadi patokan dalam kehidupan sehari-hari setiap anggota masyarakat.
Selain itu karena suatu masyarakat mendiami atau bermukim pada suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu yang lama secara bersama-sama, maka dengan daya, cipta, serta karsa yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat akan menghasilkan sebuah identitas bahkan sistem adat istiadat dan sistem ilmu pengetahuan yang berbeda antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lainnya. Suatu kebudayaan yang terbentuk juga karena adanya contoh sosialisasi di lingkungan masyarakat yang berlangsung.
  1. Perekrutan Anggota dari Kelahiran
Kehidupan masyarakat yang tercipta secara berkesinambungan bukan hanya disebabkan karena kehidupan yang menetap dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama, namun juga karena adanya penambahan anggota secara berkala. Perekrutan seluruh atau sebagian anggota masyarakat berasal dari adanya proses reproduksi atau kelahiran. Sehingga generasi dalam masyarakat tersebut terus berkembang mengikuti perkembangan kehidupan secara luas atau perkembangan zaman.
Namun juga perlu diingat bahwa tidak semua anggota masyarakat berasal dari proses kelahiran didalam masyarakat itu sendiri, namun mungkin juga dan banyak pula penambahan anggota masyarakat yang disebabkan karena adanya perpindahan sebagian orang dari satu wilayah ke wilayah yang lainnya. Sehingga secara otomatis mereka yang berpindah akan menjadi anggota masyarakat yang baru. Banyak faktor yang mendorong perpindahan tersebut seperti alokasi pekerjaan, pernikahan, dan lain sebagainya.
  1. Memiliki Nilai dan Norma
Syarat lain yang harus dipenuhi dalam terbentuknya suatu masyarakat adalah adanya nilai dan norma yang berlaku didalamnya. Mengapa suatu masyarakat haru memiliki nilai dan norma, karena  nilai dan norma masyarakat merupakan suatu pedoman bagi sikap atau perilaku setiap anggota masyarakat itu sendiri sehingga dapat menciptakan kehidupan yang teratur. Nilai dan norma yang ada juga dibentuk dan dikembangkan oleh berlangsungnya interaksi, sosialisasi, dan hubungan sosial didalam masyarakat tersebut.
Suatu masyarakat harus memiliki nilai dan norma yang diberlakukan juga karena setiap anggota masyarakat memiliki status dan peran sosial masing-masing, banyak contoh status sosial dan perannya yang dapat dilihat dalam setiap kehidupan bermasyarakat. Oleh sebab itu agar dapat berjalan dengan semestinya maka nilai dan norma diperlukan dalam kehidupan masyarakat.
  1. Merupakan Satu Kesatuan
Untuk membentuk suatu masyarakat maka sekelompok orang harus memiliki rasa satu kesatuan bagi masing-masing anggotanya. Jika setiap anggota masyarakat tidak memiliki rasa kebersamaan sebagai satu kesatuan maka kehidupan masyarakat tersebut tidak dapat berjalan dengan baik, apalagi dalam jangka waktu yang lama. Kondisi tersebut hanya akan menimbulkan berbagai macam contoh masalah sosial dalam masyarakat.
Oleh sebab itu suatu masyarakat harus menjadi satu kesatuan, baik antar anggota masyarakat maupun menyangkut semua aspek kehidupan masyarakat seperti interaksi sosial, hubungan sosial, nilai dan norma, dan aspek yang lainnya. Karena pada dasarnya semua manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri maka dapat membantu dalam proses menciptakan suatu satu kesatuan masyarakat.
  1. Memiliki Tujuan dan Kepentingan Bersama
Syarat terakhir dari terbentuknya masyarakat adalah memiliki tujuan dan kepentingan bersama. Suatu perkumpulan orang yang disebut sebagai masyarakat pasti memiliki tujuan dan kepentingan bersama, jika tidak maka sulit bagi mereka untuk hidup bersama apalagi dalam jangka waktu yang relatif lama. Tujuan yang ingin dicapai bersama dapat berupa keinginan untuk menciptakan kehidupan bersama yang lebih baik dari sebelumnya, dan lain sebagainya.
Sedangkan kepentingan bersama dapat berupa sebuah upaya untuk mempertahankan keteraturan kehidupan masyarakat dengan mengenyampingkan sifat egoisme dan kepentingan diri sendiri dari setiap anggota masyarakat yang masih didasarkan pada nilai dan norma yang berlaku didalamnya. Kondisi tersebut yang kemudian juga dapat membantu menciptakan masyarakat yang teratur dan berkesinambungan.

PENGERTIAN MASYARAKAT PERKOTAAN
Seperti halnya desa, kota juga mempunyai pengertian yang bermacam-macam seperti pendapat beberapa ahli berikut ini.
  1. Wirth
Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
  1. Max Weber
Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.
  1. Dwigth Sanderson
Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.
TIPE MASYARAKAT KOTA
Menurut konsep Sosiologik sebagian Jakarta dapat disebut  Kota, karena memang gaya hidupnya yang cenderung bersifat individualistik. Marilah sekarang kita meminjam lagi teori Talcott Parsons mengenai tipe masyarakat kota yang diantaranya mempunyai ciri-ciri  :
  1. Netral Afektif
Masyarakat Kota memperlihatkan sifat yang lebih mementingkat Rasionalitas dan sifat rasional ini erat hubungannya dengan konsep Gesellschaft atau Association. Mereka tidak mau mencampuradukan hal-hal yang bersifat emosional atau yang menyangkut perasaan pada umumnya dengan hal-hal yang bersifat rasional, itulah sebabnya tipe masyarakat itu disebut netral dalam perasaannya.
  1.  Orientasi Diri
Manusia dengan kekuatannya sendiri harus dapat mempertahankan dirinya sendiri, pada umumnya dikota tetangga itu bukan orang yang mempunyai hubungan kekeluargaan dengan kita oleh karena itu setiap orang dikota terbiasa hidup tanpa menggantungkan diri pada orang lain, mereka cenderung untuk individualistik.
  1. Universalisme
Berhubungan dengan semua hal yang berlaku umum, oleh karena itu pemikiran rasional merupakan dasar yang sangat penting untuk Universalisme.
  1. Prestasi
Mutu atau prestasi seseorang akan dapat menyebabkan orang itu diterima  berdasarkan kepandaian atau keahlian yang dimilikinya.
  1. Heterogenitas
Masyarakat kota lebih memperlihatkan sifat Heterogen, artinya terdiri dari lebih banyak komponen dalam susunan penduduknya.
CIRI-CIRI MASYARAKAT KOTA
1.Kehidupan keagamaan cenderung berkurang karena memang lebih mementingkan kehidupan duniawi
2.Pada umumnya masyarakat kota dapat mengurung kepentingkan secara mandiri tanpa bergantung dengan orang lain. Terpenting bagi masyarakat perkotaan adalah kepentingan individu atau perseorangan.
3.Pembagian kerja masyarakat perkotaan lebih jelas dan nyata
4.Jalan pikiran masyarakat perkotaan lebih rasional, menyebabkan interaksi bersifat kepentingan pribadi dibandingkan kepentingan bersama atau sosial yang menyebabkan disintegrasi sosial.
5.Perubahan sosial tanpa lengan di masyarakat perkotaan, sebab perkotaan lebih mudah menerima perubahan. Berbeda dengan masyarakat desa yang cenderung tertutup.
6.Masyarakat kota cenderung sukar untuk disatukan karena memiliki perbedaan pandangan, politik, dan juga agama. Dapat menjadi Penyebab Terjadinya Konflik.
7.Lebih bersikap tertutup

PERBEDAAN ANTARA DESA DAN KOTA
  1. Kepadatan Penduduk
Perbedaan desa dan kota yang paling menonjol adalah kepadatan penduduk didalamnya. Walaupun tidak ada ukuran atau jumlah yang pasti, namun secara umum dan jelas terlihat bahwa kota memiliki kepadatan penduduk yang lebih tinggi dibanding dengan kepadatan penduduk pada desa. Mengapa bisa demikian, karena biasanya sebagian masyarakat desa akan berpindah ke kota untuk mengadu nasib dengan pemikiran bahwa kesempatan kerja di kota lebih besar dari pada di desa.
Kepadatan penduduk antar desa dan kota juga dapat berpengaruh terhadap pola pembangunan perumahan, dimana bangunan di kota lebih cenderung ke arah vertikal, sedangkan di desa lebih cenderung ke arah horizontal. Kondisi tersebut dapat dilihat dari bangunan-bangunan tinggi di kota, dapat berupa perusahaan, rumah, dan lainnya dibanding dengan di desa.
  1. Lingkungan Hidup
Perbedaan yang mencolok kedua adalah lingkungan hidup di desa dan di kota. Lingkungan hidup di desa biasanya masih dekat dengan lingkungan alam asli atau alam bebas, sehingga wilayah pedesaan lebih banyak didominasi oleh ruang terbuka hijau. Kondisi tersebutlah yang juga mengarahkan masyarakat desa pada sistem ekonomi yang cenderung ke sistem agraris atau pertanian.
Kondisi lingkungan hidup di desa sangat berbeda dengan lingkungan hidup di kota yang lebih banyak di dominasi oleh bangunan tinggi, lapisan beton, dan aspal. Hal tersebut berpengaruh pada kebersihan udara dan suasana yang di hasilkan. Udara di desa akan cenderung bersih dan segar serta memiliki suasana yang tenang, sedangkan udara di kota lebih cenderung panas dan kotor karena polusi udara dari banyaknya kendaraan berlalu lalang di jalan, selain itu juga suasana di kota bisa terbilang bising jauh dari ketenangan.
  1. Sistem Perekonomian
Perbedaan sistem perekonomian di desa dan di kota menyangkut aspek mata pencaharian masyarakatnya. Selain lingkungan hidup di desa yang mendorong masyarakatnya ke sistem agraris, namun tingkat kepadatan penduduk dan  ketersediaan nya lahan juga mendorong sektor perekonomian primer lebih berkembang di desa.
Sektor perekonomian primer yang berkembang di desa seperti pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, hingga peternakan. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk dan kurangnya ketersediaan lahan di kota mendorong sektor perekonomian sekunder seperti industri, dan sektor perekonomian tersier seperti jasa lebih berkembang di kota.
  1. Stratifikasi Sosial
Adanya perbedaan sistem perekonomian di desa dan di kota juga mendorong adanya perbedaan stratifikasi sosial diantara keduanya. Sektor ekonomi sekunder dan tersier yang lebih berkembang di kota pasti memerlukan banyak keahlian khusus dan spesifik dibandingkan kebutuhan pada sektor perekonomian primer di desa. Oleh sebab itu, jenis lapangan pekerjaan di kota juga relatif lebih banyak atau bersifat heterogen dibandingkan di desa.
Kondisi tersebut juga berpengaruh pada perbedaan penghasilan yang didapatkan oleh masyarakat desa dan masyarakat kota, dimana diversitas pekerjaan yang menyebabkan terjadinya variasi penghasilan yang tinggi terutama di kota. Kondisi tersebut mengakibatkan perbedaan yang mencolok antar yang kaya dengan yang miskin di kota dibanding di desa yang masyarakatnya cenderung terlihat sama, sebagai salah satu contoh ketimpangan sosial di masyarakat kota.
  1. Corak Kehidupan
Perbedaan desa dan kota yang kelima adalah mengenai corak kehidupan masyarakatnya. Dimana corak kehidupan di desa lebih relatif homogen, atau hanya memiliki satu macam latar belakang yang sama. Kehidupan di desa juga cenderung sama saja dari waktu ke waktu, hal ini dapat disebabkan karena adanya nilai dan norma di desa yang masih terus dijadikan sebagai pedoman dan sulitnya perkembangan terjadi di desa.
Berbeda dengan desa, corak kehidupan di kota lebih bersifat heterogen, atau bermacam-macam. Penduduk atau masyarakat kota biasanya berasal dari latar belakang yang berbeda beda, seperti perbedaan etnik atau suku, agama, dan lain sebagainya. Sehingga nilai dan norma yang ada di kota mudah memudar karena mudahnya aspek-aspek perubahan sosial masuk serta mudahnya perkembangan sosial terjadi di kota.
  1. Pola Interaksi
Pola interaksi yang terjadi di desa dan di kota juga cenderung berbeda, dimana biasanya di masyarakat kota tidak memiliki hubungan kekeluargaan dengan masyarakat sekitarnya atau bahkan dengan tetangganya sendiri. Hal ini yang mendorong masyarakat kota pada umumnya tidak terbiasa untuk bergantung pada orang lain. Oleh sebab itu, masyarakat kota cenderung memiliki sifat individualis dan bersifat rasional, sehingga rasa kekeluargaan dan keakraban masyarakat di kota kurang terasa dibanding di desa.
Karena berbeda dengan di kota, masyarakat desa cenderung mudah membangun atau memiliki hubungan kekeluargaan dengan masyarakat sekitar maupun dengan tetangganya. Dimana masyarakat desa biasanya lebih menekankan pada unsur saling bergantung satu sama lain dan unsur kebersamaan. Kondisi tersebut juga merupakan salah satu contoh paguyuban dan patembayan dalam masyarakat desa dan kota.
  1. Solidaritas Sosial
Perbedaan yang terakhir adalah pada aspek solidaritas sosial yang dipengaruhi oleh pola interaksi yang berlangsung di desa maupun di kota. Pola interaksi di desa yang lebih cenderung mementingkan unsur kekeluargaan dan kebersamaan akan menghasilkan suatu upaya untuk menciptakan suatu keserasian dan kesatuan sosial. Kondisi tersebut yang membuat solidaritas sosial di desa menjadi tinggi, karena masyarakatnya biasa bergantung satu sama lain.
Hal ini juga berpengaruh pada penyelesaian masalah di desa yang lebih ke arah musyawarah atau kekeluargaan, dan konflik atau masalah sosial yang diusahakan untuk dapat dihindari. Berbeda terbalik dengan desa, di kota penyelesaian konflik cenderung mengarah pada sifat formal bukan dengan musyawarah bersama. Kondisi tersebut juga disebabkan karena masyarakatnya yang bersifat individualis dan lebih mementingkan kepentingan pribadi dibanding kepentingan bersama. Sehingga faktor terjadinya masalah sosial lebih mudah muncul di kota di banding di desa.


HUBUNGAN DESA DAN KOTA
hubungan antar kota dan desa tak terkecuali hubungan antar masyarakat nya adalah suatu kepentingan primer atau saling membutuhkan. Kenapa bisa disebut begitu? Sebab Masyarakat pedesaan dan perkotaan adalah dua komunitas yang saling membutuhkan. Di antara keduanya terdapat hubungan yang erat dan bersifat ketergantungan karena keduanya saling membutuhkan satu sama lain. Masyarakat kota bergantung pada masyarakat desa dalam memenuhi kebutuhannya akan bahan - bahan pangan seperti beras, sayur- mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga pekerja kasar bagi jenis - jenis pekerjaan tertentu yang dibutuhkan untuk bekerja di kota. Mereka ini biasanya adalah pekerja - pekerja musiman. Pada saat musim tanam, mereka sibuk bekerja di sawah dan selagi menunggu masa panen, mereka mencari pekerjaan lain untuk mencari tambahan penghasilan.
Sebaliknya, masyarakat kota menghasilkan barang-barang yang diperlukan juga oleh masyarakat yang berada di desa seperti pakaian, alat elektronik, obat-obatan, dan lain sebagainya. Di kota juga tersedia tenaga kerja yang siap melayani dalam bidang jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat desa, misalnya saja tenaga - tenaga di bidang medis atau kesehatan, permesinan, elektronika dan alat transportasi. Serta tenaga yang mampu memberikan bimbingan dalam upaya peningkatan hasil budi daya pertanian, peternakan ataupun perikanan darat.

ASPEK POSITIF DAN ASPEK NEGATIVE

Dampak positif
Dampak positif ini tentu yang paling utama dimiliki oleh masyarakat pedesaan karena memiliki tingkat sosial yang tinggi. Budaya gotong royong masing dipegang teguh. Kepekaan dan kedekatan sosial yang masih tinggi. Hal ini bukan merupakan ciri-ciri masyarakat tradisionalmelain masih memegang teguh adat istiadat. Bagi masyarakat pedesaan tidak ada istilah sekat atau pembatas semua sama. Meskipun demikian, masyarakat perkotaan juga memiliki keunggulan, yaitu soal teknologi, keterbukaan akan pengaruh luas, dan lebih rasional.
Dampak negatif
Kaitan dengan dampak negatif ini masyarakat kota yang menduduki peringkat pertama. Kehidupan masyarakat yang lebih individual dan tertutup dengan masyarakat lain. Tidak menutup kemungkinan akan memunculkan kelompok-kelompok tertentu. Selian itu juga, macam-macam kelompok sosial . Melalui kelompok inilah yang bisa jadi menyebabkan berbagai tindakan menyimpang. Pengawasan kurang dari masyarakat juga menimbulkan berbagai ketidakteraturan terhadap nilai dan norma kebaikan.  

5 UNSUR LINGKUNGAN PERKOTAAN
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola-pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik. Kesemuanya akan tercermin dalam komponen-komponen yang membentuk stuktur kota tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan setidaknya mengandung 5 unsur yang meliputi :
1.  Wisma : unsure ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga. Unsure wisma ini menghadapkan
2.  Karya : unsure ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsure ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
3.  Marga : unsure ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota lain atau daerah lainnya.
4.  Suka : unsure ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
5.  Penyempurna : unsure ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
  
FUNGSI EKSTERNAL KOTA
1.      Pusat kegiatan politik dan administrasi pemerintahan wilayah tertentu
2.      Pusat dan orientasi kehidupan social budaya suatu wilayah lebih luas
3.      Pusat dan wadah kegiatan ekonomi ekspor :
4.      Simpul komunikasi regional/global
5.       Satuan fisik-infrastruktural yang terkail dengan arus regional/global.


MASYARAKAT PEDESAAN

PENGERTIAN DESA
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dari situlah terbukti bahwa kesatuan masyarakat hukum, yakni warga desa yang tinggal dalam suatu lokasi yang mana memiliki hak atau wewenang untuk melakukan atau menjalankan pemerintahannya untuk kepentingan warga yang tinggal dalam kawasan desa tersebut. Sehingga pengertian desa menurut UU No 6 Tahun 2014 tersebut sesuai dengan hari ini.
CIRI-CIRI DESA
1.      Ciri ciri desa yang pertama adalah dari bagaimana masyarakatnya hidup. Kehidupan masyarakat desa dianggap sangat erat dengan alam. Hal ini juga ditegaskan dari letak geografisnya yang umumnya jauh dari pusat kota.
2.      Ciri ciri desa yang kedua adalah pada mata pencahariannya. Masyarakat desa cenderung bermata pencaharian sebagai petandi dan secara khusus pertanian sangat bergantung pada musim.
3.      Ciri ciri desa yang ketiga dilihat dari karakteristik masyarakatnya. Desa merupakan kesatuan sosial dan kesatuan kerja.
4.      Ciri ciri desa yang keempat adalah pada perekonomiannya yang masih berhubungan dengan mata pencahariannya dimana struktur perekonomian bersifat agraris.
5.      Ciri ciri desa yang keempat kembali menilik pada karakteristik masyarakat dimana hubungan antarmasyarakatnya berdasarkan ikatan kekeluargaan yang erat yang disebut sebagai gemmeinschaft.
6.      Ciri ciri desa yang keenam ada pada perkembangan sosialnya dimana secara umum relatif lambat. Hubungan sosial kontrol juga masih sangat ditentukan oleh moral dan hukum informal seperti adat.
7.      Masih berhubungan dengan nomor enam, ciri ciri desa yang masih terlihat jelas adalah keberadaan norma agama dan hukum adat masih kuat dan terkadang diutamakan.

CIRI-CIRI MASYARAKAT PEDESAAN
Hubungan Kekerabatan Yang Masih Kental
Salah satu ciri ciri masyarakat desa adalah penduduknya masih memiliki hubungan kekerabatan yang kental. Hubungan kekerabatan yang kuat ini cenderung dikarenakan antar kepala keluarga memiliki kemungkinan adanya hubungan keluarga. Faktor yang menyebabkan ciri yang ini adalah karena mobilitas penduduk desa yang masih terbatas.
Akibat adanya hubungan kekerabatan yang masih kental, kehidupan juga memiliki ciri kekeluargaan dan juga memiliki ikatan yang kuat meski tidak memiliki hubungan darah atau keluarga. Maka tak heran jika warga desa sangat mengenal satu sama lainnya.
Mata Pencaharian Yang Hampir Sama
Ciri ciri masyarakat desa yang kedua adalah pekerjaan atau mata pencaharian yang masih sama atau memiliki kesamaan yang mayoritas. Sebagai contoh adalah desa petani yang bermata pencaharian sebagai petni atau desa nelayan yang penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan. Meskipun mungkin memang ada penduduk yang sudah memiliki pekerjaan yang berbeda.
Mata pencaharian dari msayarakat desa juga memiliki ciri ciri yang berpengaruh pada ciri ciri masyarakat desa yakni pekerjaannya masih sangat dipengaruhi oleh alam yakni cuaca dan juga iklim. Seperti contohnya adalah musim melaut bagi nelayan atau musim kering bagi petani. Dengan demikian perekonomian warga juga terpengaruh oleh alam tersebut.
Masyarakat Dekat Dengan Alam
Salah satu ciri ciri masyarakat desa  yang masih terkait dengan mata pencaharian adalah masyarakat desa sangat dekat dengan alam. Kedekatan ini dikarenakan karena masyarakat sangat membutuhkan atau sangat bergantung pada alam sekitar untuk perekonomiannya sehingga masyarakatnya sangat menghargai alam.
Jumlah Masyarakat
Ciri ciri masyarakat desa selanjutnya adalah jumlah masyarakat desa adalah sedikit atau jauh lebih sedikit daripada penduduk kota. Salah satu penyebabnya masih berkaitan dengan mata pencaharian penduduk desa yang mana sebagian besar lahan di desa dimanfaatkan sebagai tanah persawahan sehingga tidak banyak ada penduduk di desa tersebut.
Masyarakat Homogen
Ciri ciri masyarakat desa yang selanjutnya adalah masyarakat desa adalah masyarakat yang homogen. Yang dimaksud sebagai homogen disini adalah masyarakatnya memiliki kesamanan dalam hal mata pencaharian seperti yang telah disebut diatas, agama, adat istiadat dan juga kesamaan lainnya yang membuat suatu desa itu unik.
MACAM-MACAM PEKERJAAN GOTONG ROYONG
Ada beberapa pekerjaan gotong- royong yaitu :
a.     kerja bakti dalam memberdohkan lingkungan pedesaan
b.     gotong-royong memperbaiki jembatan atau jalan raya
c.      gotong royong dalam membuat rumah
d.     gotong royong apabila tetangga ada yang hajjatan.

SIFAT DAN HAKIKAT MASYARAKAT PEDESAAN
Masyarakat pedesaan mempunyai sifat yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanya adat dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang ramah.
Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.

MACAM-MACAM GEJALA MASYARAKAT PEDESAAN
Masyarakat pedesaan mengenal berbagai macam gejala sosial, khussunya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan social.  Gejala- gejala social itu adalah :
·      Konflik ( Pertengkaran )
Pertengkaran-Pertengkaran yang terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke luar ruamah tangga
·      Kontraversi ( Pertentangan )
     Pertentangan ini bisa disebabkan oleh peruibahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna ( black magic). Para ahli hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi ini dari sudut kebiasaan masyarakat.
·      Kompetisi ( Persiapan )
     Masyarakat pedesaan adalah manusia pada biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa positif dan bisa negative.

SISTEM BUDAYA PETANI INDONESIA
  • Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup
  • Mereka menganggap alam itu tidak menakutkan jika terjadi bencana
  • Dalam menghadapi alam mereka cukup bekerja sama
UNSUR-UNSUR DESA
  1. Daerah, dalam arti tanah-tanah dalam hal geografis
  2. Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian penduduk desa setempat
  3. Tata Kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan antar warga desa.
 FUNGSI DESA
fungsi desa adalah:
  1. desa yang merupakan hinterland atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok.
  2. desa ditinjau dari sudut pemberian ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja yang tidak kecil artinya.
  3. desa dari segi kegiatan kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan, dll

PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN
Pada mulanya masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan, dan pada akhirnya masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat perkotaan, dan melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaannya.
Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana cara mereka mengambil sikap dan kebiasaan dalam memecahkan suata permasalahan.
Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku. Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka yang bersifat umum.
1.      Sederhana
2.      Mudah curiga
3.      Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
4.      Mempunyai sifat kekeluargaan
5.      Lugas atau berbicara apa adanya
6.      Tertutup dalam hal keuangan mereka
7.      Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
8.      Menghargai orang lain
9.      Demokratis dan religius
10.  Jika berjanji, akan selalu diingat

Sedangkan cara beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan.
Berbeda dengan karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan lebih mengutamakan kenyamanan bersama dibanding kenyamanan pribadi atau individu. Masyarakat perkotaan sering disebut sebagai urban community.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu:
  1. kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa. Masyarakat kota hanya melakukan kegiatan keagamaan hanya bertempat di rumah peribadatan seperti di masjid, gereja, dan lainnya.
  2. orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain
  3. di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, karena perbedaan politik dan agama dan sebagainya.
  4. jalan pikiran rasional yang dianut oleh masyarkat perkotaan.
  5. interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan pribadi daripada kepentingan umum.
Hal tersebutlah yang membedakan antara karakteristik masyarakat perkotaan dan pedesaan, oleh karena itu, banyak orang-orang dari perkotaan yang pindah ke pedesaan untuk mencari ketenangan, sedangkan sebaliknya, masyarakat pedesaan pergi dari desa untuk ke kota mencari kehidupan dan pekerjaan yang layak untuk kesejahteraan mereka.


DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar