PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT
PERBEDAAN KEPENTINGAN
Kepentingan merupakan dasar
dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena adanya
dorongan untuk memenuhi kepentingannya, sama halnya dengan
konflik. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu
dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah
menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan
lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi
sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan
tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya
atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan
dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Banyak rakyat dan pemimpin negara yang mempunyai argumen
masing-masing untu kepentingannya. Namun Kadang juga secara terioristis,
perbedaan kepentingan dapat menimbulkan masalah yang besar bagi orang yang
melakukanya. Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk
minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok
atau pada tingkatan organisasi. Konflik ini terutama pada tingkatan individual
yang sangat dekat hubungannya dengan stres. Ada pun dibawah ini yang merupakan
bagian dari faktor penyebab konflik :
1. Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan
perasaan.
2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga
membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
3. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
4. Perubahan-perubahan nilai yang
cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Namun dibalik konflik tersebut terdapat sebuah Lubang hitam yang
begitu besar yang bisa menghantui siapa saja , dibawah ini merupakan akibat
dari konflik :
1. meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup)
yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
2. keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai.
3. perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa
dendam, benci, saling curiga dll.
DISKRIMINASI DAN ETHOSENTRIS
Prasangka atau prejudice berasal dari kata
latian prejudicium, yang pengertiannya sekarang mengalami perkembangan sebagia
berikut :
- semula
diartikan sebagai suatu presenden, artinya keputusan diambil atas dasar
pengalaman yang lalu
- dalam
bahas Inggris mengandung arti pengambilan keputusan tanpa penelitian dan
pertimbangan yagn cermat, tergesa-gesa atau tidak matang
- untuk
mengatakan prasangka dipersyaratkan pelibatan unsur-unsur emosilan (suka
atau tidak suka) dalam keputusan yang telah diambil tersebut
Prasangka menunjukkan pada aspek sikap
sedangkan diskriminasi pada tindakan. Menurut Morgan (1966) sikap adalah
kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negarif terhadap orang,
obyek atau situasi. Sikap seseorang baru diketahui setelah ia bertindak atau
beringkah laku. Oleh karena itu bisa saja bahwa sikap bertentangan dengan
tingkah laku atau tindakan. Jadi prasangka merupakan kecenderungan yang tidak
nampak, dan sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan, aksi yang sifatnya
realistis. Dengan demikian diskriminatif merupakan tindakan yang relaistis,
sedangkan prsangka tidak realistis dan hanya diketahui oleh diri individu
masing-masing.
Tidak sedikit orang yang mudah
berprasangka, namun banyak juga orang-orang yang lebih sukar berprasangka.
Mengapa terjadi perbedaan cukup menyolok ? tampaknya kepribadian dan
inteligensi, juga factor lingkungan cukup berkaitan engan munculnya prasangka.
Orang yang berinteligensi tinggi, lebih sukar berprasangka, mengapa ? karena
orang-orang macam ini berikap dan bersifat kritis. Prasangka bersumber dari
suatu sikap. Diskriminasi menunjukkan pada suatu tindakan. Dalam pergaulan
sehari-hari sikap prasangka dan diskriminasi seolah-olah menyatu, tak dapat
dipisahkan. Seseorang yagn mempunyai prasangka rasial, biasanya bertindak
diskriminasi terhadap ras yang diprasangkainya. Walaupun begitu, biasa saja
seseorang bertindak diskriminatof tanpa latar belakang prasangka. Demikian jgua
sebaliknya seseorang yang berprasangka dapat saja bertindak tidak
diskriminatif.
Sebab-sebab timbulnya prasangka dan diskriminasi :
- berlatar
belakang sejarah
- dilatar-belakangi
oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional
- bersumber
dari factor kepribadian
- berlatang
belakang perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama
Usaha-usaha mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminai :
- Perbaikan
kondisi sosial ekonomi
- Perluasan
kesempatan belajar
- Sikap
terbuka dan sikap lapang
Ethosentrisme yaitu suatu kecenderungan
yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagaai
sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan diepergunakan sebagai tolok ukur untuk
menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain. Etnosentrisme merupakan
kecenderungan tak sadar untuk menginterpretasikan atau menilai kelompok lain
dengan tolok ukur kebudayaannya sendiri. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku
berkomunikasi nampak canggung, tidak luwes.
PERTENTANGAN
DAN KETEGANGAN DALAM MASYARAKAT
Konflik mengandung pengertian tingkah laku
yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya
sebagai pertentangan yang kasar. Terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri
dasar dari suatu konflik, yaitu
- terdapat
dua atau lebih unit-unit atau bagian yang terlibat dalam konflik
- unit-unit
tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan,
masalah, sikap, maupun gagasan-gagasan
- terdapat
interraksi diantar bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang
dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengan kebencian
atau permusuhan, konflik dapat terjadi pada lingkungan diri seseorang,
kelompok, dan masyarakat. Adapun cara pemecahan
konflik tersebut :
- Elimination, pengunduran diri dari salah
satu pihak yang terlibat konflik
- Subjugation atau Domination,
pihak yang mempunyai kekuasaan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk
mengalah
- Majority
Rule,
artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting
- Minority
Consent,
artinya kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak
merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta kesepakatan untuk melakukan
kegiatan bersama
- Compromise, artinya semua sub kelompok
yang terlibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah
- Integration, artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan, dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak
GOLONGAN-GOLONGAN YANG BERBEDA DAN
INTEGRASI SOSIAL
Masyarakat Indonesia
digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang
terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh
kesatuan nasional yang berwujudkan Negara Indonesia. Masyarakat majemuk
dipersatukan oleh sistem nasional yang mengintegrasikannya melalui
jaringan-jaringan pemerintahan, politik, ekonomi, dan sosial. Aspek-aspek dari
kemasyarakatan tersebut, yaitu Suku Bangsa dan Kebudayaan, Agama,
Bahasa, Nasional Indonesia.
Masalah besar yang
dihadapi Indonesia setelah merdeka adalah integrasi diantara
masyarakat yang majemuk. Integrasi bukan peleburan, tetapi keserasian
persatuan. Masyarakat majemuk tetap berada pada kemajemukkannya, mereka dapat
hidup serasi berdampingan (Bhineka Tunggal Ika), berbeda-beda tetapi
merupakan kesatuan. Adapun hal-hal yang dapat menjadi penghambat dalam
integrasi:
- Tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang
dianggap sebagai miliknya
- Isu asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan
kehidupan ekonomi antar warga negara Indonesia asli dengan keturunan
(Tionghoa,arab)
- Agama, sentimen agama dapat digerakkan untuk
mempertajam perbedaan kesukuan
- Prasangka yang merupakan sikap permusuhan
terhadap seseorang anggota golongan tertentu
INTEGRASI NASIONAL
Pengertian Integrasi Nasional adalah suatu upaya
untuk mempersatukan atau menggabungkan berbagai perbedaan pada kelompok budaya
atau kelompok sosial di dalam satu wilayah sehingga membentuk suatu kesatuan
yang harmonis di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan
semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Dengan kata lain, integrasi nasional
adalah hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai satu bangsa yakni bangsa
Indonesia. Integrasi bangsa dapat dilihat secara politis dan secara
antropologis.
·
Pengertian Integrasi Nasional secara Politis adalah proses
penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial di dalam kesatuan wilayah
nasional yang kemudian membentuk identitas nasional.
·
Pengertian Integrasi Nasional secara Antropologis adalah proses
penyesuaian berbagai unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga terjadi
keseresaian fungsi dalam kehidupan bermasyarakat.
- Dr. Nazaruddin Sjamsuddin
Menurut Dr. Nazaruddin Sjamsuddin, pengertian
Integrasi nasional adalah proses penyatuan suatu bangsa yang mencakup semua
aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial, politik, ekonomi, dan budaya.
- J.
Soedjati Djiwandono
Menurut J. Soedjati Djiwandono, arti kata Integrasi
nasional adalah cara bagaimana kelestarian persatuan nasional dalam arti luas
dapat didamaikan dengan hak menentukan nasib sendiri.
Integrasi nasional bangsa indonesia berarti hasrat dan
kesadaran untuk bersatu sebagai suatu bangsa, menjadi satu kesatuan bangsa
secara resmi, dan direalisasikan dalam satu kesepakatan atau konsensus nasional
melalui Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
- Myron Weiner
Menurut Myron Weiner, integrasi bangsa adalah
proses penyatuan dari berbagai kelompok budaya dan sosial ke dalam satu
kesatuan wilayah, dalam rangka pembentukan suatu identitas nasional.
- Howard Wriggins
Menurut Howard Wriggins, integrasi bangsa adalah
penyatuan bagian yang berbeda-beda dari suatu masyarakat menjadi suatu kesatuan
yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang jumlahnya
banyak menjadi satu kesatuan bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar